Tugas kuliah : Makalah Pendidikan Kewarganegaraan - FILSAFAT PANCASILA



FILSAFAT PANCASILA


                                                                








KATA PENGANTAR


     Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Ramat dan Hidayah-Nya Tugas membuat makalah saya dapat selesai mungkin. Tugas makalah di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diberikan beberapa waktu yang lalu. Tugas ini dapat tersusun dengan baik karena bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, sepantasnya saya berterima kasih kepada Kedua Orang Tua kami yang telah membesarkan dan menyekolahkan kami hingga ke perguruan tinggi.Kami juga berterimakasih kepada Ibu Dosen memberikan tugas ini kepada kami dan membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.Sebagai manusia biasa yang banyak kekuranganya, kami mohon maaf apabila ada kesalahan yang ada pada makalah ini dan juga kami memohon kritik yang membangun agar tugas makalah ini semakin baik lagi kedepannya. tepat pada waktunya dengan sebaik











                                                                              Penyusun  



                                                                                                           KELOMPOK I






i






DAFTAR ISI



          KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

          DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

          BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

          A.Pengertian Filsafat......................................................................................................... 1

          B.Objek Filsafat................................................................................................................ 2

          BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 4

          A.Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.................................................................................. 4
              
               Pancasila sebagai jati diri bangsa.................................................................................. 4

               Rumusan kesatuan sila-sila pancasila............................................................................ 5

               Susunan kesatuan sila-sila pancasila............................................................................. 6

          B.Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia.......................... 8

          C.Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat.......................................... 9

          BAB III PENUTUP........................................................................................................ 10

          A.Kesimpulan.................................................................................................................. 10

          B.Saran............................................................................................................................ 10

         







ii



BAB I
 PENDAHULUAN

A. Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos, philein, yang mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki. Berfilsafat berarti berpikir sedalam- dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582 – 496 SM). Dia adalah seorang ahli pikir dan pelopor matematika yang menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat sebagaimana yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu sendiri.

Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :
1.      Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki.
2.      Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.
3.      Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.


1



B.Obyek Filsafat
       Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham (isme) seperti kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup mempengaruhi
a.       kehidupan bangsa dan negara modern. Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi:
b.      obyek material filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya.
c.       obyek formal filsafat : cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut. Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang filsafat.






2

Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah :
a)      Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis yang meliputi bidang : ontologi (membicarakan teori sifat dasar dan ragam (kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan, dan antropologi.
b)      Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan atau kebenaran.
c)      Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara / jalan untuk memperoleh pengetahuan
d)     Logika, ádalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dapat mengambil kesimpulan yang benar.
e)      Etika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia tentang baik-buruk
f)       Estetika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat keindahan kejelekan.




















BAB II
PEMBAHASAN


A.Pancasila sebagai sistem filsafat

 Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia
    Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.
   Hal itu bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya
  Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.


4




    Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai utama yaitu:
a.       Nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaranajaran agama dalam kitab suci
b.      Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai yang luhur budaya masyarkat (inti kesatuan adat-istiadat yang baik) yang tersebar di seluruh nusantara
Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila
     Sebagai Suatu Sistem Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
a)      Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut : suatu kesatuan bagian-bagian
b)      bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c)      saling berhubungan dan saling ketergantungan
d)     kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
e)      terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
     Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendirisendiri, fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.







5






Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis
     Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila- sila lainnya. Di samping itu, di antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan si;a-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filisofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia ”monopluralis” yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-mahluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling Mengkualifikasi
     Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkhis pyramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan salng mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
     Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut : sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila Sebagai Ilmu Filsafat
     Sebagai induk ilmu pengetahuan. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian pancasila sebagai system filsafat. Pancasila sebagai system filsafat adalah pengungkapan. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup hakikat pancasila sebagai suatu system pengetahuan. Pancasila sebagai system filsafat pada syarat-syarat filsafat sebagai ilmu adalah pengetahuan  hidup “atau filsafat Negara republic Indonesia yang berdasarkan UUD45 dan pancasila.

6



     Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang dominan.
     Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil. Alam dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum- hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia sendiri.
     Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bias menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005). Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun kata ini mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari 11 observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menetukan sifat dasar atau prinsip apa yang dikaji. Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata alima yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal dari kata scire. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science (sains).
     Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga disebut epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori.
     Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology, ontology


7




B.Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

     Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke.
             Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:
a.       Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
b.      Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
c.       Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
d.      Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
e.       Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia
f.       Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
g.      Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
h.      Pancasila sebagai moral pembangunan
i.        Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
     Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera (Wellfare State)












C.Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat

     Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh.
     Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.
     Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi mengandung tiga unsur yaitu :
1.       logos (rasionalitas atau penalaran)
2.      pathos (penghayatan), dan 3. ethos (kesusilaan)
3.      Aspek Aksiologi Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.

             Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :
a)      tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b)      ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c)      sosio politik yang berwujud ideologi

9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil beberapa kesimpulan dari atas adalah filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

B.Saran

Berdasarkan uraian di atas menurut saya Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafat negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia






10



[1] http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-filsafat-pancasila 3875.html Diakses pada tanggal 02 juni 2013
[2] Winarno.Dr.Pancasila sebagai sistem filsafat(Jakarta:Bumi Aksara 2013)
[3] http://matakuliah.blogspot.com/2012/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html Diakses pada tanggal 02 juni 2013

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tugas kuliah : Makalah Pendidikan Kewarganegaraan - FILSAFAT PANCASILA"

Posting Komentar

MGID